Gambar
pada pesawat televisi dibentuk oleh sebuah pola kumpulan titik-titik yang
bersatu untuk membentuk sebuah gambar yang lengkap. Titik-titik tersebut muncul
pada layar televisi satu demi satu dalam selang waktu yang sangat singkat
(frekuensi yang sangat tinggi). Pemcahan gambar menjadi deretan titik-titik
kecil ini dilaksanakan melalui sebuah teknik yaitu “scanning” (penyapuan). Mata
dari scanner menyapu sebuah gambar secara keseluruhan dalam cara yang sama
seperti mata seorang pembaca melihat halaman buku, kata demi kata, baris demi
baris. Scanner tersebut membangkitkan sinyal listrik yang sebanding dengan
kecerahan titik-titik yang di “scan”. Bermacam-macam jenis teknik Scanning
(baik secara mekanik maupun elektronik) telah banyak dicoba dan diterapakan
dalam pengembangan teknologi televisi ini. Hampir semua pesawat televisi modern
menggunakan berkas elektron sebagai scanner. Kelebihan scanning dengan berkas
elektron ini adalah bahwa berkas elektron tersebut dapat digerakan dengan
kecepatan (frekuensi) yang sangat tinggi dan dapat menyapu (men-“scan”) sebuah
gambar secara keseluruhan dalam waktu yang sangat singkat. Gambar diatas
menunjukan bentuk yang disederhanakan dari lintasan berkas elektron dalam
menyapu gambar secara keseluruhan. Garis lurus yang utuh menyatakan lintasan
berkas elektron di atas permukaan gambar dan garis putus-putus menyatatakan
perioda “flyback” atau “retrace”. Selama perioda ini berkas elektron dihapus.
Ilustrasi
yang ditunjukkan pada Gambar di atas menunjukan sebuah pola “scanning”
sederhana yang disusun hanya oleh bebrapa garis mendatar (horizontal) dan
sebuah pengulangan sederhana dari bawah ke atas. Proses scanning sebenarnya
yang terjadi dalam pesawat televisi melibatkan sejumlah besar garis-garis
horizontal. Sebuah scanning yang lengkap seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1
di atas menghasilkan sebuah pola gambar diam yang mirip dengan sebuah frame
gambar film bergerak. Jika sebuah pola gambar diulang ratusan kali per detik
maka pola gambar itu akan tampak bergerak secara halus (tidak
terpotong-potong). Makin banyak jumlah garis horizontal yang digunakan dalam
sebuah pesawat televisi makin baik tampilan gambar yang ditunjukkan oleh
pesawat televisi itu.
Dalam
sebuah pesawat televisi, frekuensi pengulangan sebuah gambar dan jumlah garis
scanning yang digunakan harus di standarisasi untuk setiap sistem yang
digunakan di suatu negara untuk pemancar dan penerima. Sebagai contoh, di
Amerika serikat, pemancar dan penerima menggunakan standar jumlah garis
sebanyak 525 garis horizontal per frame dan dengan frekuensi 30 frame per
detik. Dengan cara yang sama, jumlah elemen gambar dalam setiap garis
horizontal dibatasi oleh frekuensi gelombang (“chanel”) sampai 330 elemen per
garis. Hasilnya adalah sebuah gambar (bayangan) yang terdiri atas 173.000
elemen untuk sebuah “frame”; Elemen-elemen ini diulang 30 kali per detik (dengan
frekuensi 30 Hz) untuk menghasilkan 7 juta elemen gambar yang terpancar per
detik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar